'/> Pembelajaran Berbasis Duduk Kasus (Problem Solving)

Info Populer 2022

Pembelajaran Berbasis Duduk Kasus (Problem Solving)

Pembelajaran  Berbasis Duduk Kasus (Problem Solving)
Pembelajaran  Berbasis Duduk Kasus (Problem Solving)
Di dalam proses berguru mengajar, guru harus mempunyai strategi, biar siswa sanggup berguru secara dampak dan imbastif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk mempunyai taktik itu ialah harus menguasai model dan teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut model pembelajaran dan  metode pembelajaran.

Dalam kenyataan, cara atau metode mengajar atau teknik penyajian yang dipakai guru untuk memberikan informasi atau massage lisan kepada siswa berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, keterampilan serta sikap. Metode yang dipakai untuk memotivasi siswa biar bisa memakai pengetahuannya untuk memecahkan kasus yang dihadapi ataupun untuk mentpendapat suatu pertanyaan akan berbeda dengan metode yang dipakai untuk tujuan biar siswa bisa berpikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri di dalam menghadapi segala persoalan.

Model dan Metode pembelajaran berbasis masalah (Problem Solving) digunakan dalam pembelajaran yang membutuhkan tpendapatan atau pemecahan masalah.  Sebagai metode pembelajaranmetode pembelajaran berbasis masalah sangat baik bagi pembinaan sikap ilmiah pada siswa. Dengan metode ini, para siswa berguru memecahkan suatu kasus berdasarkan mekanisme kerja ilmiah.


================================================




================================================

1. Pengertian Metode Pemecahan Berbasis Masalah


Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada awalnya dipergunakan pada Program Studi Kedokteran di Mc Master University Canada (seki -tar tahun 1960). PBM dipraktikkan pada mahasiswa kedokteran yang sedang praktik, yang dituntut untuk bisa membantu dan menemukan solusi untuk menuntaskan kasus kesehatan yang dihadapi masya -rakat secara langsung. Pola berguru ini menimbulkan mahasiswa tergerak untuk belajar, melaksanakan kajian, diskusi dan curah pendapat untuk sanggup menemukan solusi dari permasalahan tersebut. Selanjutnya pola berguru ini diikuti oleh banyak sekali aktivitas studi di Amerika, Eropa, Asia dan Australia dengan kajian terhadap kasus sesuai dengan studinya masing-masing. 

Model pembelajaran berbasis masalah atau ludang kecepeh spesifik Metode pembelajaran berbasis masalah (Problem Solving) menurut Sudirman, dkk. (1991 : 146) yakni cara penyajian materi pelajaran dengan menimbulkan kasus sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam perjuangan mencari pemecahan atau tpendapatannya oleh siswa.

Metode pembelajaran berbasis masalah atau metode pembelajaran berbasis masalah (Problem Solving) ini sering dinamakan atau disebut juga dengan eksperimen  method, reflective thinking method, atau scientific method (Sudirman, dkk., 1991 : 146).


Pembelajaran berbasis kasus (PBM) bersandar pada teori berguru kognitif-konstruktivistik. Vygotsky menekankan perhatiannya pada hakikat sosial dari pembelajaran. Dalam belajar, siswa akan ludang kecepeh memperringan dan sepele menemukan dan memahami konsep-konsep yang tidak ringan dan sepele apabila mere -ka berbicara dengan teman lain mengenai problemnya. Tidak satu pun sanggup memecahkan kasus sendiri. Kerja kelompok membantu siswa pada suatu pemecahan, pengalaman mendengarkan inspirasi orang lain, mencoba dan selanjutnya mendapatkan balikan untuk pemecahan.

Berdasarkan pada beberapa pendapat perihal Pembelajaran Berbasis kasus disimpulkan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah yakni kegiatan pembelajaran yang memseriuskan pada identifikasi serta pe mecahan asalah nyata, praktis, kontekstual, berbentuk kasus yang strukturnya tidak terperinci atau belum terperinci solusinya (ill-structured) atau open ended  yang ada dalam kehidupan siswa sebagai titik sentral kajian untuk dipecahkan melalui mekanisme ilmiah dalam pembelajaran, yang kegiatannya biasanya dilaksanakan secara berkelompok.

Masalah yang dimaksudkan di sini yakni masalah-masalah yang ada dan dialami oleh siswa dalam kehidupan sehari-harinya, sesuai dengan substansi kompetensi dasar mata pelajaran masing-masing, misalnya  masalah  kebengalan remaja, pelanggaran disiplin, kepatuhan terhadap tata tertib, penyalahgunaan narkoba, pelanggaran norma, kemiskinan, sikap sehat, komunikasi dengan sesama, mengekpresikan seni dan hobi, dan sebagainya.


Pembelajaran Berbasis Masalah menuntut siswa memakai pengetahuan yang dimilikinya untuk diimplementasikan, dipergunakan dalam menuntaskan banyak sekali kasus dalam kehidupan sehari-harinya, mencari pengetahuan untuk menuntaskan kasus serta me -ngembangkan sikap dan keterampilan intelektual untuk bekerjasama, berbagi, peduli, rasa ingin tahu, dan saling menghargai sesamanya.


Berdasarkan modul pembinaan Kurikulum 2013. Pembelajaran berbasis masalah dikelompok dalam 4 jenis  Model Pembelajaran yang wajib dikuasai guru. Pengertian model Pembelajaran Berbasis Masalah disini  diartikan sebagai pembelajaran yang memakai kasus kasatmata dalam kehidupan sehari-hari (otentik) yang bersifat terbuka (open-ended) untuk diselesaikan oleh penerima didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menuntaskan masalah, keterampilan sosial, keterampilan untuk berguru mandiri, dan membangun atau memperoleh pengetahuan baru. Pembelajaran ini berbeda dengan pembelajaran konvensional yang jarang memakai kasus kasatmata atau memakai kasus kasatmata hanya di tahap selesai pembelajaran sebagai penerapan dari pengetahuan yang telah dipelajari. Pemilihan kasus kasatmata tersebut dilakukan atas perberat sebelahan kesesuaiannya dengan pencapaian kompetensi dasar.

Dengan demikian, Model atau Metode pembelajaran berbasis kasus atau metode pemecahan kasus (Problem Solving) adalah sebuah metode pembelajaran yang berupaya membahas permasalahan untuk mencari pemecahan atau tpendapatannya. Sebagaimana metode mengajar, metode pemecahan kasus sangat baik bagi pembinaan sikap ilmiah pada para siswa. Dengan metode ini, siswa berguru memecahkan suatu kasus berdasarkan mekanisme kerja metode ilmiah.

Gambaran langkah-langkah 
metode Pembelajaran Berbasis Masalah atau Metode Problem Solving

2. Langkah-langkah Metode pembelajaran berbasis masalah
Dalam garis besarnya langkah-langkah metode pembelajaran masalah (problem solving) dapat disarikan sebagai memberikankut:
a. Adanya kasus yang dipandang penting;
b. Merumuskan masalah;
c.  Analisa hipotesa;
d. Mengumpulkan data;
e. Analisa data;
f.  Mengambil kesimpulan
g. Aplikasi (penerapan) dari kesimpulan yang diperoleh; dan
h. Mepenilaian kembali seluruh proses pemecahan kasus (Depdikbud, 1997: 23).   

Adapun langkah-langkah pembelajaran berbasis kasus yang ditemukan dalam buku Panduan Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama versi 2017 yakni sebagai memberikankut:
1. Klarifikasi Masalah
2. Brainstorming
3. Pengumpulan Informasi dan data
4. Berbagi Informasi dan berdiskusi untuk menemukan penyelesaian masalah
5. Presentasi hasi penyelesaian masalah
6. Refleksi.




Sedangkan langkah-langkah PBM mennurut pendapat Arends (2012) dan Fogarty (1997). adalah  sebagai memberikankut :

Tahap
Deskripsi
Tahap 1
Guru menyajikan kasus kasatmata kepada penerima didik.
Tahap 2
Guru memfasilitasi penerima didik untuk memahami kasus kasatmata yang telah disajikan, yaitu mengidentifikasi apa yang mereka ketahui, apa yang perlu mereka ketahui, dan apa yang perlu dilakukan untuk menuntaskan masalah. Peserta didik mengembangkan peran/tugas untuk menuntaskan kasus tersebut.
Tahap 3
Guru membimbing penerima didik melaksanakan pengumpulan data/informasi (pengetahuan, konsep, teori) melalui banyak sekali macam cara untuk menemukan banyak sekali alternatif penyelesaian masalah.
Tahap 4
Guru membimbing penerima didik untuk menentukan penyelesaian kasus yang paling sempurna dari banyak sekali alternatif pemecahan kasus yang penerima didik temukan. Peserta didik menyusun laporan hasil penyelesaian masalah, contohnya dalam bentuk gagasan, model, bagan, atau Power Point slides.
Tahap 5
Guru memfasilitasi penerima didik untuk melaksanakan refleksi atau memperbaiki terhadap proses penyelesaian kasus yang dilakukan.


Secara Sederhana langkah penerapan Model Pembelajaran Berbasis masalah dalam kegiatan berguru mengajar yakni sebagai memberikankut: 1) Siswa dibantu guru mempersiapkan dan merumusakan kasus yang akan diteliti, 2) Siswa mencoba menentukan alternatif pemecahan kasus tersebut; 3) Siswa mengumpulkan informasi sesuai alternatif permasalahan yang telah ditetntukan; 4) siswa menciptakan simpulan; 5) siswa mempersentasikan simpulan tersebut. Dengan cara tersebut diharapkan belum dewasa didik untuk berpikir dan bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip ilmiah. Metode ini ludang kecepeh sempurna dipakai di kelas tinggi.

Sebenarnya secara tidak ada yang kurang penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam pembelajaran PPKn sanggup mengikuti alur model pembelajaran portofolio yang pernah diusung oleh Bpk. Dasim Budimansyah. 


Contoh Kegiatan Identifikasi dan Perumusan  Masalah dalam Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Contoh Kegiatan Menentukan Alternatif Pemecahan Masalah dalam Model Pembelajaran Berbasis Masalah


Contoh Kegiatan Mengumpulkan Data dalam Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Contoh Kegiatan Mengumpulkan Data dalam Model Pembelajaran Berbasis Masalah


Contoh Kegiatan Membuat Rumusan Hasil Pengumpulan Data dalam Model Pembelajaran Berbasis Masalah


Contoh Kegiatan Presentasi Hasil  dalam Penerepan Model Pembelajaran Berbasis Masalah


Sedangkan berdasarkan Nahrowi Adjie dan Maulana  (2006 : 46-51) langkah-langkah penyelesaian kasus antara lain adalah; (1) memahami soal, (2) menentukan pendekatan atau strategi, (3) menuntaskan model, dan (4) menafsirkan solusi.

Pada prinsipnya ketiga langkah penyelesaian kasus di atas yakni sama, hanya saja pendapat yang ketiga ludang kecepeh cenderug mengarah pada pembelaran matematika. Bagi Anda guru matematika saya sarankan Anda  menggunakan langkah-langkah penyelesaian kasus matematika menyerupai dikemukakan oleh Nahrowi Adjie dan Maulana, alasannya yakni ludang kecepeh sederhana dan memperringan dan sepele dipahami.

 
Penerapan model / metode Pembelajaran Berbasis Masalah 
atau Metode Problem Solving melalui Diskusi

3. Keludang kecepehan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah / Problem Solving
Keludang kecepehan Menggunakan Metode pembelajaran Berbasis Masalah atau Metode Problem Solving
1.   Dengan Metode / Model Pembelajaran berbasis masalah atau Metode Problem Solving akan terjadi pembelajaran berpengertian dan penjelasan. Peserta didik/mahapeserta didik yang berguru memecahkan suatu kasus maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar sanggup semakin berpengertian dan klarifikasi dan sanggup diperluas knorma dan watak penerima didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan.
2. Dalam situasi Metode / Model Pembelajaran Masalah atau Metode Problem Solving, penerima didik mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.
3. Metode / Model Pembelajaran Masalah atau Metode Problem Solving dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif penerima didik didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan sanggup mengembangkan relasi interpersonal dalam bekerja kelompok.
Contoh Penerapan metode / Model Pembelajaran Berbasis Masalah atau Metode Problem Solving

Metode / Model Pembelajaran Berbasis Masalah ini memiliki kecocokan terhadap konsep penemuan pendidikan bidang keteknikan, terutama dalam hal sebagai memberikankut :
1. peserta didik memperoleh pengetahuan dasar (basic sciences) yang mempunyai kegunaan untuk memecahkan kasus bidang keteknikan yang dijumpainya;
2. peserta didik berguru secara aktif dan sanggup berdiri diatas kaki sendiri dengan sajian materi terintegrasi dan relevan dengan kenyataan sebenarnya, yang sering disebut student-centered;
3.   peserta didik bisa berpikir kritis, dan mengembangkan inisiatif.

Berikut yakni beberapa tumpuan kasus kasatmata yang sanggup dipakai dalam Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (sumber materi pembinaan kurikulum 2013)
  • Di beberapa daerah perbuatan mencoral-coret dinding tembok dengan memakai kata-kata yang tidak sopan sering dijumpai. Hal tersebut merusak pemandangan kampung dan menimbulkan wilayah tersebut terkesan kumuh. Bagaimanakah menuntaskan kasus tersebut?
  • Perilaku memmenghilangkan sampah di jalan masuk air atau di sungai seperti menjadi sikap yang biasa saja. Padahal di Indonesia mempunyai undang-undang perihal lingkungan hidup. Bagaimana penyelesaian kasus sikap memmenghilangkan sampah ceroboh dan asal asalan tersebut ditinjau dari undang-undang lingkungan hidup atau peraturan perundang-undangan yang lain?
  • Wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal dari NKRI berbatasan dengan negara-negara tetangga. Pembangunan di wilayah tersbut belum memadai dan warga yang tinggal di wilayah tersebut merasa tidak diperhatikan oleh Pemerintah RI. Bagaimana sebaiknya wilayah tersebut dikembangankan dan dibangun?


Jika Anda ingin mempelajari ludang kecepeh mendalam model dan metode pembelajaran yang lain, Silahkan baca (disini)

Bahan Bacaan:
Depdikbud. (1997). Pokok-pokok Pengajaran Biologi dan Kurikulum 1994. Jakarta: Depdikbud.
Meier, Dave (2005). The Accelerated Learning  Hand Book. (Terjemahan) Bandung: Kaifa.
Roestiyah N.K. (1998). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Rukmana, Ade dan Suryana, Asep. ( 2006). Pengelolaan Kelas. Bandung:         UPI Press.
Saud, Udin Saefudin dan Suherman, Ayi. (2006). Inovasi Pendidikan. Bandung: UPI Press.
Sadirman, N . dkk. 1992. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta
Sadirman, N . dkk. 1991 Ilmu Pendidikan. Bandung, Remaja Rosdakarya.
Uzer, Moh. Usman dan Setiawati, Lilis. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar (Bahan Kajian PKG, MGBS, MGMP). Bandung: Rosdakarya.
Popham, W. James dan Baker, Eva L. (2001). Establising Instructional Gools and Systematic Intruction .Teknik Mengaajar Secara Sistematis. (Terjemahan). Jakarta: Rineka Cipta.





= Baca Juga =




Advertisement

Iklan Sidebar